AYAH DAN PUTRINYA BAND RILIS “SEKOLAH 6 HARI” SEBAGAI KRITIK SOSIAL GENERASI MUDA
Ayah dan Putrinya Band, duo asal Blora, Jawa Tengah, kembali merilis karya terbaru berjudul “Sekolah 6 Hari” pada 27 November 2025. Band yang beranggotakan Sarasta dan putrinya, Maka Lahirlah Nira, ini pertama kali terbentuk pada tahun 2020 ketika Maka masih duduk di bangku SMP. Kini ia melanjutkan sekolah di SMA 1 Blora kelas XI.
Sejak awal, Ayah dan Putrinya Band dikenal dengan karya-karya yang menyoroti potret sosial. Debut mereka hadir melalui mini album “Tradisi Korupsi”, disusul dengan sederet single seperti Ibu Rock N Roll, Guru Honorer, Tawuran, Untukmu Pejuang, Ode, Bencana, Gaza, dan Hey Generasi Muda yang Belum Tercemar. Kini mereka kembali bersuara lewat “Sekolah 6 Hari”.
Lagu ini diciptakan sebagai bentuk respons terhadap rencana penerapan sekolah 6 hari di SMA/SMK Jawa Tengah yang akan dimulai Januari 2026. Dengan genre grindcore, Sarasta tampil sebagai gitaris sekaligus vokalis, sementara Maka menghentak drum dengan energi penuh. Pilihan genre ini menegaskan pesan protes yang ingin mereka sampaikan—keras, tegas, namun tetap relevan.
Meski demikian, Ayah dan Putrinya Band sebenarnya tidak terpaku pada satu genre. Mereka kerap bermain di ranah folk, rock, hingga blues. Namun satu hal yang konsisten adalah lirik yang selalu berbicara tentang realitas sosial.
Selain aktif di band, Sarasta dan Maka juga menjalani solo karier. Lagu-lagu mereka tersedia di Spotify dan platform musik digital lainnya, termasuk rilisan fisik seperti kaset pita dan CD.

Video klip resmi “Sekolah 6 Hari” dapat ditonton melalui Instagram @maka_lahirlah_nira dan @sarastaadi.
Dengarkan “Sekolah 6 Hari” dan karya lainnya di platform musik digital. Ikuti perjalanan mereka di media sosial untuk update rilisan dan aktivitas terbaru.
Basecamp:
Jl. Rajawali III/10, Blora, Jawa Tengah
Instagram: @maka_lahirlah_nira @sarastaadi.
