Legasi dalam dunia musik nggak selalu berbentuk lagu atau album — kadang, ia lahir dalam bentuk tulisan. Buku I’m So Proud, I’m Skinhead: Memoar Adhitya Murti, The End, dan Warriors Jakarta, karya Nor Rahman Saputra, jadi bukti nyata bahwa cerita di balik musik keras dan kultur jalanan juga bisa dikisahkan dengan gaya yang jujur dan membumi.
Lewat 28 bab yang mengalir, pembaca diajak menelusuri perjalanan Adhitya “Uthay” Murti — dari bersinggungan dengan subkultur skinhead, jadi buruh di Amerika, sampai akhirnya balik dan mendirikan Warriors Shop dan Warriors Records, hingga membangun event ikonik Jakarta Mods Mayday. Semua dirangkai dengan gaya tutur yang ringan, apa adanya, tapi tetap kuat secara emosional.
Menariknya, buku ini nggak hanya membahas musik dan kultur, tapi juga membuka sisi personal Uthay: tentang persahabatan, kekonyolan masa muda, dan keteguhan menghadapi naik-turunnya hidup. Semua dikemas tanpa kesan menggurui atau mengkultuskan, melainkan sebagai refleksi seorang manusia yang tumbuh bersama scene-nya.
Proyek ini digarap selama satu setengah tahun oleh Nor Rahman Saputra, bekerja sama dengan GOSS dan penerbit Halaman Moeka. Dengan dokumentasi foto dan kisah yang autentik, buku ini jadi salah satu arsip penting tentang perjalanan subkultur musik di Indonesia.
“No matter how we advance technologically, please don’t abandon the book.” – Patti Smith. Kutipan ini jadi pengingat bahwa buku seperti I’m So Proud, I’m Skinhead bukan cuma catatan sejarah, tapi juga simbol perlawanan terhadap lupa.

Dapatkan bukunya sekarang dan rasakan semangat pekerja keras, musik, dan perlawanan yang abadi!
📍 Instagram: @murti_adhitya @halamanmoeka | @warriors_jkt | @norrahmansaputra
📧 Email: halamanmoeka@gmail.com
