Morbid Monke, kuintet eksentrik asal Bali, resmi merilis single perdana mereka “When I Feel Alive” pada 18 Juli 2025lewat label Dirt & Dust Records. Band ini mengusung art/post punk dengan elemen tribal, noise, sampai tiupan terompet jazz nyeleneh—dan itu semua nggak bisa lo tebak sampai lo dengerin sendiri.
Dengan formasi Kele (vokal), Krisna (gitar), Deoka (bass), Dewok (terompet), dan Gerby (drum), Morbid Monke menawarkan sesuatu yang asing, aneh, tapi bikin lo penasaran. Musik mereka bukan untuk moshing—ini musik untuk bouncing. Vibenya punk, energinya disco, auranya chaos, tapi tetap fun.
“When I Feel Alive” ditulis dari pengalaman bonding mereka sebagai band, dengan latar sesi latihan, ngobrol random, dan (tentu saja) minum bareng. Lagu ini jadi ode buat hidup yang intens, penuh euforia, dan bebas dari rasa takut. “Aku pengin orang nggak cuma nonton, tapi gerak. Joget. Nggak malu-malu,” kata Kele.


Meski baru terbentuk September 2024, Morbid Monke udah sempat menang kompetisi musik dan rekaman bareng Robi Navicula. Dua lagu mereka, termasuk “Eight Ball”, dirilis terbatas untuk Record Store Day 2025.
Single ini bukan akhir—dua rilisan berikutnya udah antre, menuju album debut yang katanya “menolak kepunahan”. Jadi kalau lo suka suara gitar sumbang, beat quirky, dan energi yang absurd tapi jujur, Morbid Monke mungkin jadi punk favorit lo berikutnya.
Dengerin “When I Feel Alive” sekarang di semua platform streaming digital.
📍IG: @morbidmonke
